Senin, 18 Maret 2013

UJIAN PRAKTEK 9F

Nama     : Widya Widuri N
Kelas     :  9f
Sekolah :  SMPN 38 BANDUNG

Selasa, 05 Maret 2013

We're not afraid, we have our faith...... Coz we are STAND ALONE CREW We stand as one, you can't take us down..... Coz we are STAND ALONE CREW Let's shout......Stand Alone Crew!

Read more at: http://everlastinginscreamo.blogspot.com/2012/11/alone-at-last-lets-shout-it-out-sac.html

                                   LIRIK LIRIK LAGU SOULJAH 

 

 Song Lyrics: Souljah - Sesaat Denganmu

Souljah - Mestakung
Souljah - Sesaat Denganmu

Artist: Souljah
Title: Sesaat Denganmu
Album: Mestakung
Year: 2009




Malam pun terasa hangat dekatmu
Saat kita bersama dunia penuh warna
Tatap dalam mataku taukah dirimu
Jauh dalam hatiku masih ada kamu
lirik lagu on feqrastafara.com
[*]
Dan perlahan akal sehatku
Membayangkan indah saat kau

[**]
Genggam tanganku
Peluk diriku
Bisikkan aku
Kata cinta kata cinta

Semua yang terjadi bagaikan mimpi
Membuat diriku tak ingin terbangun
Kau terus menggengam tanganku ini
Merayuku dengan kata-kata cintamu

Kau dan aku berdansa menembus waktu
Kita masih bersama terbawa suasana
Menghabiskan semua detik yang tersisa
Karena kutahu ini tak selamanya

[*][**]

Malamku berlalu denganmu trus disisiku
Menikmati saat-saat bersamamu
Malamku berlalu denganmu trus dihatiku
Membuat diri ini terbang melayang
Malamku berlalu kita begitu dekat
Saat kau peluk diriku dengan erat
Malamku berlalu jantungku berhenti berdetak
Saat kau bisikan kata yang ku mau

 
CINTAILAH AKU 
sirna sudah keraguan
semua sirna dalam pelukan
dan teruslah berikan aku cinta
dan teruslah berikan aku cinta
oo
satukankanlah semua rasa
dua insan satu raga
dan nikmatilah kehangatan cinta
dan berjanjilah bukan tuk sementara

cintailah aku teruslah begitu
buang ragumu miliki aku
seutuhnya hanya untukmu
cintailah aku tetaplah begitu
karna diriku terpesona
senyum manismu selalu

tertawa riang senang & gembira
karna ku tau kau kan selalu ada
hembusan nafasmu hidupkan kehidupan
semua khayalanku kini kan jadi kenyataan

temaniku dimalam yang dingin
ku butuh hangat-hangat nya cintamu
jangan pernah berhenti mencintai diriku
setiap detak jantungku tercipta untukmu


Sabtu, 02 Maret 2013

KILLING ME INSIDE - UNTUKMU

Di saat semua terasa
Hilangkan rasa yang telah ada
Lalu ku sadari hanya kaulah di hatiku
Yang membuat hariku selalu terasa (berwarna)
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Memandang indah wajahmu buatku bahagia
Ku berikan hatiku ini hanya untukmu selamanya
Ku tahu takkan pernah mudah (tak ada yang mudah)
Lalui semua bersama
Lalu ku sadari hanya kaulah di hatiku
Yang membuat hariku selalu terasa (berwarna)
Memandang indah wajahmu buatku bahagia
Ku berikan hatiku ini hanya untukmu selamanya
Memandang indah wajahmu buatku bahagia
Ku berikan hatiku ini hanya untukmu selamanya
Memandang indah wajahmu buatku bahagia
Ku berikan hatiku ini hanya untukmu selamanya

Selasa, 26 Februari 2013

Lirik Reregean Still Loving You

I dont care anything and you still my everything
and I wont wait anymore
and i just like to be something
I dont care anything
and you still my everything
i wont wait anymore
and i just like to be something
bridge :
I wanna be with you
I wanna stay with you
Couse i know how you feel
So i can still loving you
REff :
Loving you ..
Loving You ..
Loving You ..
Loving You …
I can make it true
to be with you
and i wont stop
untill you know
my heart is you , dont you ?
Kembali ke bridge sama reff

Rabu, 20 Februari 2013

GLORY OF LOVE - DARIKU UNTUKMU

Niat yang mulia. Dariku, untukmu
Melebihi apapun, bahkan hidupku ini

*Kubisikkan nada di tidurmu
Ku tak peduli walau lelah pun
Kau jangan pergi meninggalkan aku

**Kemanapun, ku kan slalu menunggumu
Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.

Hidupku, hidupmu. Tapi kita satu
Yakinlah padaku, genggamlah tanganku

*Kubisikkan nada di tidurmu
Ku tak peduli walau lelah pun
Kau jangan pergi meninggalkan aku

**Kemanapun, ku kan slalu menunggumu
Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.
Kemanapun, ku kan slalu menunggumu
Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.

Bersama, kita hadapi dunia
Gapai mimpi kita berdua
Untuk slamanya

**Kemanapun, ku kan slalu menunggumu
Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.
Kemanapun, ku kan slalu menunggumu
Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.

sumber : http://everlastinginscreamo.blogspot.com/2011/11/glory-of-love-dariku-untukmu.html

BURGERKILL _ ATUR AKU 

Satu langkah ke depan dan tetap lurus..
Panggil aku keras kepala dan bodoh..
Lelah hanya fisik mental semata..
Tetap lurus karena ada harapan..

Keparat !

Kau halangi aku dalam berjalan..
Jatuhkanku bila memang kau mampu..
Racun aku dengan petuah kosongmu..
Racun aku dengan cara hidupmu..

Keparat !

Aku tak akan pernah beranjak..
Aku tak akan pernah berubah..
Aku tak akan mau dewasa..
Bila dewasa sepertimu aku tak mau..
Aku tak akan pernah beranjak..
Aku akan tetap berdiri..
Walau halangan selalu tetap membayangi..

Satu langkahy besar tetap ke depan..
Tetap lurus karena ada harapan..
Lelah hanya fisik mental semata..
Tetap laju terbuka dan terpola..
Coba halangi,coba jatuhkan..
Percuma karena aku bertahan..
dewasa aku tak akan berubah..

Ini aku ku atur jalan hidupku..

Kamis, 14 Februari 2013

GLORY OF LOVE DARIKU UNTUKMU
Glory Of Love - Dariku Untukmu Niat yang mulia. Dariku, untukmu Melebihi apapun, bahkan hidupku ini *Kubisikkan nada di tidurmu Ku tak peduli walau lelah pun Kau jangan pergi meninggalkan aku **Kemanapun, ku kan slalu menunggumu Sampai kapanpun, ku kan slalu disini. Hidupku, hidupmu. Tapi kita satu Yakinlah padaku, genggamlah tanganku *Kubisikkan nada di tidurmu Ku tak peduli walau lelah pun Kau jangan pergi meninggalkan aku **Kemanapun, ku kan slalu menunggumu Sampai kapanpun, ku kan slalu disini. Kemanapun, ku kan slalu menunggumu Sampai kapanpun, ku kan slalu disini. Bersama, kita hadapi dunia Gapai mimpi kita berdua Untuk slamanya **Kemanapun, ku kan slalu menunggumu Sampai kapanpun, ku kan slalu disini. Kemanapun, ku kan slalu menunggumu Sampai kapanpun, ku kan slalu disini.

Read more at: http://everlastinginscreamo.blogspot.com/2011/11/glory-of-love-dariku-untukmu.html

Selasa, 05 Februari 2013

SUNDA UNDERGROUND DAN KARINDING ATTACK
gambar karindingKarinding di Bandung sebenarnya relatif dikenal di kalangan musisi-musisinya. Abah Iwan Abdurrahman bercerita di akhir tahun 2008 kepada saya bahwa sejak muda ia selalu membawa karinidng dan memainkannya. Bahkan ketika bertemu dengan saya pun ia membawa serta karinding dan kami bermain bersama. Ketika itu saya, Abah Iwan, Man, Asep Taruna, dan Bah Aat—juga ada Changcuters—syuting untuk acara Metro TV “9 Menuju 2009”.
Jejak karya karinding juga dapat dinikmati dalam karya musisi-musisi tahun 1980 dan 1990an. Karya musik Harry Roesli yang sepanjang lagu menampilkan permainan karinding dalam aransemen musik rock balada penuh protes yang ia ciptakan. Karinding juga dapat kita nikmati dalam lagu “Semusim” karya Chrisye yang menampilkan penyanyi Waljinah. Di sana, karinding bermain sebagai intro lagu. Selain itu musisi Doel Sumbang juga pernah menampilkan permainan karinding dalam karya musikalnya.
Pertengahan 2000an karinding di Bandung dimainkan oleh beberapa seniman dan budayawan Sunda seperti Dodong Kodir, Asep Nata, Yoyo Yogasmana, dan Opa Felix, setelah mereka bertemu dengan Bah Entang dan Bah Olot, dan snagat terkesan dengan permainan karinding. Para tokoh ini secara giat memperkenalkan karinding di berbagai tempat dan kesempatan, bekerja sama dengan berbagai pihak. Mahanagari, Galeri Rumah Teh, Kampus STBA, dan Mall Ciwalk tercatat berjasa dalam pementasan karinding di Bandung era ini. Asep Nata, etnomusikolog yang juga dosen STSI, bahkan sudah membuat karinding kipas, merupakan sekumpulan karinding yang terdiri dari beragam nada dan dimainkan secara bergiliran sesuai nada lagu. Dengan karinding ini, tentu saja lagu-lagu dengan tangga nada diatonik juga bisa dimainkan oleh karinding. Karinding buatan Asep Nata kemudian dinamai “Karinding Toel” karena bentuk yang mengikuti dunga dan dimainkan dengan cara ditoel atau dicolek.
Sementara itu, grup karinding Giri Kerenceng juga terus mengembangkan karinding ke berbagai ranah sosial. Tanggal 22 Mei 2007, Abah Olot bersama enam personil lainnya dalam Giri Kerenceng mementaskan lagu-lagu karinding ciptaannya di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Acara yang digelar oleh Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi (LSK) ini juga menampilkan workshop pembuatan karinding oleh Abah Olot. Workshop karinding juga sering dilakukan oleh seniman Zaini Alif dari Komunitas Hong Bandung sepanjang tahun 2000an. Komunitas Hong dan Giri Kerenceng kembali bertemu dalam satu workshop mengenai permainan anak-anak tradisional dan kerajinan serta alat musik bambu di Common Room akhir tahun 2008.
Karinding di Ujungberung kembali menggeliat Oktober 2008, ketika komunitas metal Ujungberung Rebels dan Sunda Underground berkenalan dengan Mang Engkus dan Hendra yang merupakan murid dari Abah Olot. Seketika itu juga karinding dengan sangat cepat menyebar di kalangan para musisi metal Ujungberung Rebels. Puncaknya adalah ketika para pemusik metal itu bersatu dalam satu grup bernama Karinding Attack.
Karinding Attack berdiri 12 Maret 2009 di Common Room, Jl Kyai Gede Utama 8 Bandung. Dengan latar belakang musikalitas, sosial, dan budaya yang jauh berbeda dengan seniman kasundaan pada umumnya, Karinding Attack dengan garang menggebrak ranah seni karinding. Lagu-lagunya yang keluar dari pola-pola umum permainan karinding, cepat, dengan tingkat akurasi yang tinggi menyebabkan grup ini dengan cepat diterima anak muda. Segera saja virus “Karat”—begitulah mereka menyingkat nama band mereka—menyebar.
Terinspirasi dari keberadaan Karinding Attack, dimotori Gembok dan anak-anak muda Cicalengka Death Metal yang sebenarnya sudah sejak lama memainkan karinding Bah Entang dan Bah Olot, berinisiatif membangkitkan dan mengembangkan kesenian karinding di Cicalengka. Untuk itu berdirilah grup Markipat Karinding yang kemudian identik dengan komunitas Sunda Metal GDN Corp. Komunitas ini adalah kelompok anak muda yang secara konsisten berkomitmen mengembangkan kesenian anak-anak muda Cicalengka bersama kelompok-kelompok seni lain yang sudah sejak awal 2000an mengeksplorasi alat musik bambu seperti Sadaawi dan Kelompok Kendan. Seperti di Ujungberung Rebels dan Sunda Underground, semua kelompok ini berlatar belakang musik metal dan punk yang kental. Latar belakang itu semakin memeperkokoh komitmen mereka dalam mengembangkan kesenian Sunda.
Sementara itu, di kawasan Kota Bandung muncul banyak sekali kelompok seni karinding yang semuanya dimainkan oleh para orang muda. Beberapa yang tercatat adalah Sakasadana, Karinding Militan, Karinding Skateboard, Karinding Merinding, dan Karinding Air Mata. Dua kelompok terakhir terbentuk atas andil program pengajaran karinding yang digagas Karinding Attack dan Common Room dengan nama program Kelas Karinding atau Kekar. Kelas ini adalah ruang berlatih karinding bersama-sama, digelar seminggu sekali tiap Jumat sore, difasilitasi oleh Common Room dan Gedung Indonesia Menggugat.
Pembangunan basis perekonomian yang bervisi menyejahterakan para pengrajin bambu juga adalah wacana yang sering digulirkan di kalangan kelompok Sunda Underground, terutama oleh Okid Gugat, seorang pelaku ekonomi di ranah musik metal bawahtanah Ujungberung Rebels. Okid yang mengelola distro Remains Rottrevore serta label musik metal Rottrevore Records ini senantiasa mengungkapkan bahwa maraknya percaloan di kalangan para pengrajin setidaknya adalah hal yang menyebabkan kerajinan bambu di mayoritas kawasan Jawa Barat cenderung mati suri. “Bayangkan, karinding dari pengrajin paling dibeli dengan harga sekitar sepuluh sampai tiga puluh ribu, para calo kemudian menjualnya dari harga lima puluh ribu sampai seratus ribu. Sebetulnya itu sih hak para calo atau distributor mau jual seratus ribu atau bahkan sampai dua juta juga. Masalahnya setelah mereka mendapatkan keuntungan, masihkah mereka ingat pada nasib para pengrajin?” Begitu selalu cetus Okid. Karenanya yang ia lakukan adalah merancang berbagai upaya kesejahteraan pengrajin sekaligus membangun kebanggaan dalam diri pengrajin dan memutus jalur percaloan dengan menghubungkan para pengrajin langsung dengan dunia luar. Dalam atmosfer kehidupan yang terjamin, ketersediaan karinding atau waditra-waditra lain di pasaran akan senantiasa siap sedia.
Di Lembang, karinding juga berkembang pesat. Uu Maman, salah satu murid Abah Olot mencatat setidaknya ada tiga kelompok yang memainkan karinding secara intens di Lembang tahun 2010. Mereka adalah karinding Kampung Gamblok Cikole asuhan Asep Giri Celempung Sawargi, Sasaka Barlak, dan karinding Kandaga di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP). Karinding Kampung Gamblok mempergunakan celempung Nagara Banceuy dan dalam sekali latihan, bisa satu kampung ikut berpastisipasi. Lagu-lagunya klasik, ada “Bungsu Bandung”, “Bangbung Hideung”, dan lain-lain. Sasaka Barlak—singkatan dari Sasaka Baru Laksana—beda lagi. Grup ini membawakan lagu-lagunya Darso. Sementara itu, grup Kandaga merupakan kolaborasi karinding, celempung, dengan rebab, kecapi, dan suling. Beberapa orang di BBPP yang dikirim ke luar negeri, secara intens terus memainkan dan menyebarkan karinding di negara di mana mereka bekerja.
Karinding juga menjadi ranah penelitian yang eksotis bagi beberapa kaum muda di ranah komunitas independen Bandung. yang berhasil dicatat oleh Minor Books dan Bandung Oral History, sudah ada beberapa anak muda yang secara intens meneliti karinding. Dua di antaranya adalah Dian AQ Maulana seorang mahasiswa sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), juga tergabung dalam kelompok belajar sejarah lisan Bandung Oral History (BOH), yang kini sedang menyusun skripsi bertema karinding di Bandung dan sekitarnya dan Iyang juga dari BOH yang meriset penulisan biografi Abah Olot dan Giri Kerenceng. Karinding juga menjadi sarana eksplorasi kelompok atau komunitas mahasiswa seperti yang dilakukan komunitas film United Record Pictures atau Under berbasis di kampus Universitas Komputer Indonesia (Unikom) yang digawangi Kapten Jeks dan Fajar Alamsyah, juga kelompok mahasiswa jurnalistik Fikom Universitas Padjadjaran dengan radio dan televisi kampusnya. Tanggal 22 Juni 2010, United dengan sutradara Kapten Jeks merampungkan syuting video klip “Hampura Ma II” Karinding Attack.
Akhirnya, perkembangan karinding kini menunjukkan gairah yang semakin menggebu. Nilai paling menggembirakan atas fenomena ini adalah kenyataan bahwa yang mengembangkan kesenian ini hari ini adalah anak-anak muda. Dalam pergelaran Sundanesse Metal Fest yang digelar GDN Corp dengan tajuk Besat Hinis Awi Jurit di Cicalengka 20 Juni 2010 dari empat belas kelompok yang tampil, tujuh di antaranya menggunakan karinding. Mereka adalah Babaung Maung, Kareueus, Mapah Layung, Markipat Karinding, Kelompok Kendan, Karinding Militan, Sada Awi, Karinding Attack, dan Giri Kerenceng. Ini tentu adalah modal besar dalam membangun tatanan sosial dan budaya yang lebih sadar akan identitas dirinya sendiri di percaturan budaya global sehingga karakter dan metalitas individu yang terbangun semakin kuat dan membumi demi terbangunan tata sosial yang lebih baik, aktual, inklusif, serta integratif.
Penulis adalah pemain karinding.
 
Artikel ini bersumber dari :
Gardan, Giar. 2012. (Skripsi Jurusan Etnomusikologi). Kelompok Musik Karinding Attack di Bandung Jawa Barat. Yogyakarta : Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Burgerkill is an Indonesian heavy metal band, originally from Bandung, capital city of West Java. The band is named after the American fast food restaurant Burger King as a prank. The band was founded in May 1995 by Eben, sometimes called 'Ebenz', a young man from Jakarta, who came to Bandung to continue his study. In Bandung, Eben met Ivan Scumbag, Kimung, and Dadan. This four personnel became the first line-up of Burgerkill.[2]

 

1995–2000 : Early years and debut album

Burgerkill Logo
Burgerkill was formed in a region called "Ujungberung", located in the east side of Bandung city. Ujungberung is not only known as Metal Village but also known as center of Sundanese traditional art and culture such as bela diri benjang, angklung, and kecapi suling.[3]
In early 1997, Burgerkill released their first single, "Revolt!", which became the opening track of Masaindahbangetsekalipisan various artist compilation album. In late 1997, single "Offered Sucks" and "My Self" were included in Breathless various artist compilation album. Then in 1998, the single "Blank Proudness" was included in the Independent Rebel various artist compilation album. Since then, Burgerkill has been involved in many underground scenes in Indonesia and Malaysia.[2] In the year of 2000, Burgerkill finally released their first album Dua Sisi under local indie label, Riotic Record. The first 5000 copies of cassette and CD's release were sold out. In the same year, Burgerkill released single “Everlasting Hope Never Ending Pain” for Ticket To Ride various artist compilation album. This single could be something like a bridge for a new Burgerkill era. Old Hardcore bands such as Youth of Today, Minor Threat, Gorilla Biscuits, and 7 Seconds, etc., are so dominant in Burgerkill early works. In the changing process, Burgerkill transformed into modern metal influences. The sounds was more aggressive, faster beat, and energetic power chord riff with more attractive and interesting guitar fill-in. Burgerkill's new sounds style revealed in their second album.[4]

[edit] 2001-2004 : Berkarat

Burgerkill became the first Indonesian metal band to sign a six album contract for Sony Music Entertainment.[5] At the end of 2003, they released their 2nd album, Berkarat. It was chosen as "Best Metal Production" at the 2004 Indonesian Music Awards. With their new label, Burgerkill had some negative response from Indonesia metal scene, but they noticed the reason behind joining major label because of the label gave them the freedom to choose any kind of music they want to play. Not only free to choose the style of music but also the concept, lyrics, and also music video style. To "Tembang", they stressed that the important thing was the freedom of music expression itself, no matter if a band in indie-line or in a major label line.[6]
Technically the second album is more progressive than the first one. There is almost none of the straight forward nuance of their first album. In the vocals, they remain settled with depressive dark nuance. Ivan Scumbag, the vocalist, being more expressive to articulate the song, which, all tracks of the album are written in Bahasa Indonesia, Burgerkill's native language.[4] In this second album, Burgerkill collaborated with Fadly of Padi in Tiga Titik Hitam song. The band also showed their interest to collaborate with controversial Dangdut singer Inul Daratista, because they know Inul Daratista often sings Helloween song in her early singing career.[7] But this collaborating work plan, later haven't realize.
In 2004, Burgerkil released Dua Sisi repacked. [Sony BMG]

[edit] 2005-2010 : Beyond Coma and Despair

Burgerkill began to work their third album material in early year of 2005, at the same time, Toto, who have been with Burgerkill as drummer for nine years long decided to depart from the band. This situation was not a big deal to other members. They reformed the line-up in process. Andris, who at the time played bass was replaced to drums, while the bass line was filled by additional session player.
Book cover of biographical novel based on Ivan Scumbag life. The book was released on late 2007
November 2005, Burgerkill finished their work, but the deal with label was breakdown. Both side couldn't reach the agreement about album material. In this kind of unfortunate situation for both side, Burgerkill decided to leave the label to release their third album under their own label, Revolt! Record, in August 2006. There's no such a thing fully perfect and always running smoothly. In a counting days waiting to release their third album, Ivan Scumbag the vocalist, died because of inflamed brain disease. Beyond Coma and Despair, their third album title, has became some kind like Scumbag's personal reflection. To honor their past vocalist and friend, Kimung who was a member of Burgerkill and Ivan Scumbag childhood friend, released a biographical novel based on Ivan Scumbag life on late 2007. The book which titled My Self : Scumbag, Beyond Life and Death was officially released and supported by Minor Book as publisher and "Common Room" as venue holder. About 300 people, consist of Ivan Scumbag friend, family, fans, and journalist, attended the memorial agenda. Not only talking about the book, the agenda also held a short acoustic showcase after the audiences gave their commentary and impression to the deceased.[8]
Among the critics, Beyond Coma And Despair was utterly different to their past albums with heavier sounds and more explicit lyrics. The album was included in The 150 Greatest Indonesian Albums of All Time, listed at number 113 by Rolling Stone Indonesia magazine.[9] In the Aftermath of Ivan Scumbag, Vicky joined the band after chosen in audition. In 2009, the band toured in Australia under title "The Invasion of Noise Western Australia" tour.[10] Following the 'Invasion of Noise' tour, Burgerkill performed alongside such bands as Devil Driver, In Flames, Lamb of God, and All That Remains as part of Soundwave, Perth 2009.[11] In 2010 They appeared in Big Day Out.[12]

[edit] 2011-Present : Venomous

Venomous musical material album revealed around late 2009, to Samack of Jakartabeat Eben told that their new album not too far different from their past one, Beyond Coma and Despair. Eben and his fellow band member felt that the new material album has a new progress in each musical line. European-based band such as Gojira, Hacride, Meshuggah, and Lyzanxia are main influence to them to create a heavier middle beat style. And the old North America-based band such as Megadeth, Slayer, Monstrosity, Cannibal Corpse, Pantera, and Anthrax are still become main inspiration in working on song emotion and the structure. In the vocals session, the band mostly refer to Devin Townsend, Mark Hunter, Björn Speed, and etc. The band new vocalist, Vicky, according to Eben has a strong vocals distortion. So why Eben revealed his optimism to Samack in working on their new album material.[14]
Just few weeks after "Allegiance 2 Metal" tour across Java Island alongside with technical death metal band, Psycroptic,[15] Burgerkill released Venomous in Indonesia around June 2011, Malaysia around July 2011 and Australia around August 2011.[16] Venomous is their first album under Xenophobic Record label and Firestarter Music as distributor. Venomous according to Eben has significantly differences from their past album, not only music but also lyrics. Burgerkill's music style always changes from one album to the next one, but the lyrics in past album remained segmented in a certain theme or topic. That's why Eben said the albums before Venomous are just alike Ivan Scumbag legacy. In the past albums, Ivan had dominant writing to the lyrics, then in the postdecease of Ivan, all Burgerkill man agreed to discuss about the lyrics material to their next albums. In this case Eben little disagreed to people who compared Vicky to Ivan Scumbag. Eben said those two man have different background. "If Ivan said he was miserable, yeah, he was right, he was miserable man..", said Eben.[17] "We don't want to write the lyrics about the thing that we never feel, see, or experience", Eben stressed his words to explain their new lyrics theme, and let the fans have opinion about Beyond Coma and Despair and two album before as Ivan Scumbag's legacy, especially the mostly dark and distrust lyrics.[17]
The Venomous launching concert which titled "Venomous Alive" was held in Jakarta at Bulungan Outdoor with opening act band from the capital city such as Nemesis, Paper Gangster, and Dead Vertical. For the bigger one concert, "Venomous Alive" took place in Siliwangi Stadium, Bandung, alongside with Jasad, and Arian of Seringai as opening act and guest performer.[18] Beside these two Indonesia major cities, "Venomous Alive" also rock on other major and minor city across Java Island and other city outside the island, such as Makassar, South Sulawesi.[19]
Venomous regionally was well received. Heavy Magazine described Venomous as slightly technical death metal with lots of riffs play. The magazine also wrote if someone took equal parts from Morbid Angel, Obituary, Sepultura, and Killswitch Engage, and he or she should have Burgerkill. In the magazine opinion many other bands like that, but the magazine also praised Burgerkill’s unique in the face military style has them attacking each song with such ferocity and intensity that he or she will take notice.[20]

sumber : www.wikipedia.com

Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara; lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 April 1961; umur 51 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara memopulerkan istilah "rambut gimbal" (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya. [1]

 

Kehidupan pribadi

Tony Q adalah seorang lulusan STM Perkapalan di Semarang. Sebelum terjun ke dunia musik, pada tahun 1980 Tony Q pernah bekerja selama enam bulan di bagian quality control (pengendalian mutu) di sebuah pabrik pengalengan milik perusahaan Singapura di Cakung, Jakarta Timur. Namun kemudian dia meninggalkan pekerjaan tersebut dan memilih untuk menjadi pengamen di jalanan dan seorang musisi, menghadapi tentangan keras keluarganya. Dia sempat menjadi pengamen selama lima sampai enam tahun di daerah Blok M, Jakarta. [2]
 Karier musik
Menurut wawancara dengan Tony Q di Radio Nederland Wereldomroep, sebelum terjun di musik reggae, dia pernah memainkan blues, rock, bahkan musik country. Tahun 1989 dia akhirnya memilih menekuni musik reggae yang menurutnya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Tony Q mengaku sangat mengidolakan Bob Marley, almarhum musisi reggae kenamaan asal Jamaika.

Bersama Rastafara

Tony Q memulai karier musik reggaenya sejak tahun 1989 dengan grup musik Roots Rock Reggae. Biasa manggung dari kafe ke kafe atau acara pentas musik yang ada di Jakarta. Setelah tergabung dengan banyak band reggae seperti Exodus dan Rastaman, akhirnya pada tahun 1994 dia membentuk grup musik Rastafara yang menjadi cukup terkenal sebagai pengusung aliran musik reggae di Indonesia saat itu. Bersama Rastafara dia sempat merilis dua album, yaitu "Rambut Gimbal" (1996) dan "Gue Falling In Love" (1997).
Hampir semua lagu dalam album tersebut diciptakan Tony Q, dengan lirik lagu yang banyak bertema sosial, kemanusiaan, cinta, dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu lagunya yang populer adalah "Rambut Gimbal", sebuah istilah untuk gaya rambut dreadlock yang kerap digunakan oleh pengikut Gerakan Rastafari, yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia yang menjadi populer karena lagu tersebut.
Rastafara saat itu dinilai berbeda dengan grup musik reggae lainnya karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik dan instrumen tradisional khas Indonesia ke dalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae negara lain seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang Sunda atau Gamelan Jawa ikut menambah warna musik dalam lagu-lagu Rastafara. Dan pada aransemen musiknya sepintas juga terlihat unsur-unsur musik Melayu, musik khas daerah Sumatera Utara, atau Sumatera Barat.
Pada tahun 1997 Rastafara memutuskan untuk vakum dalam musik karena kurangnya pasar musik reggae di Indonesia. Tony Q kemudian melanjutkan kariernya dengan membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara. Tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band mendapat pemain tambahan. Tetapi kemudian tahun 2000 Tony Q memutuskan untuk memulai karier solo dengan tetap membawa nama grup musik yang telah membuatnya dikenal oleh para penggemarnya, yaitu Tony Q Rastafara.

Karier musik solo

Tahun 2000 Tony Q yang sekarang dikenal dengan nama Tony Q Rastafara berhasil merilis album solonya yang pertama, "Damai Dengan Cinta" tanpa dinaungi perusahaan rekaman. Pada album solo pertamanya ini Tony Q mulai mengalami puncak kariernya dalam musik reggae. Setelah mendengar album pertamanya tersebut, seorang profesor di bidang musik dari Kanada memberikan Tony Q referensi untuk mengirimkan demo untuk ikut dalam ajang Bob Marley Festival di Amerika Serikat. Pihak penyelenggara festival tersebut menyukai lagu-lagu yang ada di demo tersebut dan kemudian mengundang Tony Q untuk tampil diacara yang sama pada tahun 2002. Namun keberangkatan Tony Q beserta rombongannya ke festival tersebut terpaksa batal karena mereka tidak mendapat izin visa dari Kedutaan Amerika dikarenakan alasan keamanan terkait terjadinya "Peristiwa 9/11" di Amerika Serikat yang terjadi berdekatan dengan rencana keberangkatan Tony Q.
Tahun 2003 Tony Q Rastafara merilis album solonya yang kedua berjudul "Kronologi". Lagu dalam album tersebut merupakan kumpulan dari beberapa lagu dari album-album Tony Q sebelumnya dan juga beberapa lagu yang belum sempat dirilis. Tahun 2005 Tony Q merilis album "Salam Damai". Dalam album ini Tony Q mencoba menggabungkan musik reggae dengan unsur instrumen tradisional Indonesia. Dalam album tersebut terdapat lagu dengan lirik bahasa Sunda ("Paris Van Java") dan Jawa ("Ngajogjakarta") yang semakin menambah kental unsur tradisional Indonesia dalam musik reggae. [3]
Pada tahun 2005 lagu "Pat Gulipat" dari album solo pertamanya "Damai Dengan Cinta", masuk ke dalam album kompilasi musik "Reggae Playground" yang dirilis bulan Februari 2006 di bawah perusahaan rekaman Putumayo World Music, sebuah label rekaman yang berbasis di New York, AS.
Tahun 2009 Tony Q merilis album "Presiden" dalam rangka maraknya Pemilu 2009 di Indonesia. Menurut Tony Q, album ini dirilis untuk memberikan wacana ke masyarakat penggemar musik reggae supaya tahu bagaimana menyikapi kondisi politik saat itu. Musik dalam album ini kembali menghadirkan unsur tradisional Indonesia seperti kendang Sunda, gamelan, sitar Jawa, tamburin, bahkan trompet reog.


sumber: www.wikipedia.com